Dilansir dari Weather, fenomena nuclear winter ini disebut mirip yang terjadi setelah letusan gunung berapi Tambora di Indonesia pada 1815.
Kala itu letusan gunung berapi menyebabkan ‘tahun tanpa musim panas’ di Belahan Bumi Utara pada 1816.
Selama periode tersebut, musim panas di New England bahkan kedatangan embun beku yang mengganggu pertanian di wilayah tersebut.
Kemudian cuaca yang sangat dingin dan basah di wilayah Eropa memicu gagal panen dalam lingkup luas, berujung pada kelaparan dan keruntuhan ekonomi.
Efek musim dingin dari erupsi gunung berapi hanya berlangsung selama satu tahun, sedangkan efek musim dingin dari sebuah perang nuklir dapat berlangsung selama lima hingga sepuluh tahun.
Artinya, perang nuklir yang terjadi bisa membuat satu dekade tanpa musim panas dan lebih dari satu dekade hasil panen terganggu.
Tinggalkan Balasan