Dia menegaskan tidak ada permintaan uang tebusan oleh Houthi bebaskan awak kapal karena yang disasar adalah kapalnya bukan awaknya.
Menurut Judha, KBRI Abu Dhabi juga telah mengontak perusahaan pemilik kapal Rwabee. Pemerintah Indonesia juga berkomunikasi dengan negara asal awak kapal Rwabee lainnya.
Setibanya di Jakarta, lanjut Judha, malam ini Surya langsung melanjutkan penerbangan ke kampung halamannya Makassar, Sulawesi Selatan.
Pemerintah Indonesia, kata Judha, menyampaikan apresiasi kepada pemerintah Oman dan seluruh pihak yang turut membantu proses pembebasan dan pemulangan Surya.
Dihubungi terpisah saat sedang menunggu jadwal penerbangan ke Makssar di Bandar Udara Sekarno Hatta, Surya Hidayat Pratama bersyukur akhirnya dibebaskan oleh Houthi dalam keadaan selamat. Selama 111 hari dalam masa penahanan oleh Houthi, dirinya dan sepuluh awak kapal Rwabee lainnya diperlakukan baik seperti tamu.
“Semua kebutuhan dasar kami, seperti makan, istrirahat, beribadah, diberikan sama mereka. Tidak ada sama sekali (perlakuan tidak mengenakkan). Itu pun mereka memberikan akses untuk berkomunikasi dengan keluarga,” ujar Surya.
Ayah satu putri berumur 2,5 tahun ini mengaku perasaannya setelah bebas bercampur aduk antara sedih dan bahagia. Dia merasa yakin karena pihak Kementerian Luar Negeri memberikan harapan positif sehingga dirinya tidak merasa khawatir.
Houthi menangkap kapal Rwabee karena dituduh membawa perlengkapan militer milik Arab Saudi untuk keperluan berperang di Yaman. Pasukan koalisi Saudi sudah menggempur Houthi sejak Maret 2015, namun belum mampu melumpuhkan kelompok bersenjata tersebut.(VOA)
Tinggalkan Balasan