LIPUTAN15.COM – Sejumlah driver ojek online (ojol) bertemu dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Kali ini perwakilan penyedia layanan seoerti Gojek, Grab, Shopee dan Maxim. Dalam kesempatan tersebut, diakui sudah lama keinginan Ganjar bertemu ojol di Jawa Tengah.

Termasuk juga mencermati masukan dari Dishub. Ia menyampaikan tidak bisa tergesa- gesa untuk mengambil sebuah kebijakan, mengingat bentuk hubungan kerjasama kemitraan ojol yang berlaku sangat berbeda.

“Memang tidak mudah, karena ini merupakan bentuk baru dalam sebuah pekerjaan dan hubungannya adalah mitra dengan aplikator bukan perusahaan dengan karyawan,” ujar Ganjar.

Karena bukan karyawan, maka tidak ada hak dan kewajiban antara keduanya. Sehingga aplikator bisa saja mengambil keputusan sesuai dengan apa yang mereka inginkan.

Namun yang perlu mendapatkan perhatian adalah, di level bawah (para driver ojol) muncul berbagai masalah.

“Panjenengan merasa dirugikan karena pembagian keuntungan tidak seimbang, maka yang seperti ini perlu dibicarakan lagi,” jelas Ganjar.

Dalam momen Ganjar bertemu ojol, mereka mengadukan sejumlah persoalan yang dihadapi para driver ojol masing-masing aplikator.

Seperti mengenai kebijakan penyesuaian tarif, kejelasan status serta tidak adanya payung hukum yang jelas.

“Dalam praktiknya, kami (para driver ojol) ini diperlakukan super eksploitatif dalam hubungan kemitraan,” ungkap Dedy.

Pada pertemuan tersebut, para driver ojol sangat mengharapkan ada solusi terkait dengan hubungan kemitraan yang dimaksud. Artinya perlu dipertegas lagi sistem kemitraan yang dimaksud agar ada prinsip keadilan.

Belum jelas dengan permasalahan tarif, lanjut Dedy, aplikator dengan seenaknya juga merekrut driver baru. Sehingga apa yang telah dilakukan oleh aplikator selama ini seolah- olah tidak bisa dikontrol. (SG)