Sangihe, Liputan15.com – Meskipun telah berulang kali dilakukan upaya penertiban oleh Polres Sangihe hingga Polda Sulut, aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) menggunakan eskavator di Kampung Bowone dan sekitarnya justru semakin masif. Sekelompok orang yang kebal hukum terus melakukan pengrusakan lingkungan demi mengejar keuntungan, bahkan dengan beroperasi pada malam hari.

Menyikapi hal ini, Robinson Saul, seorang aktivis dari Save Sangihe Island (SSI), angkat bicara dan mempertanyakan konsistensi jajaran kepolisian dalam menangani dugaan tindak pidana PETI dan pengrusakan lingkungan ini. “Jelas ada pembiaran yang dilakukan aparat kepolisian terhadap pelanggaran hukum di Sangihe,” ujar Saul.

Saul juga mengunggah tulisan dan rekaman aktivitas PETI eskavator di akun Facebook-nya dengan narasi sebagai berikut:

“Permisi Bpk Kapolres Polres Kepulauan Sangihe, juga Bpk. Kasat Satreskrim Polres Kepulauan Sangihe yang baru, mohon maaf, izin posting kmdan..🙏🙏🙏
Video ini diambil pada malam hari, di lokasi tambang entanah mahamu yang ada di seputaran kampung binebas-bowone.
Dan siapa dalang yang mengoperasikan eskavator itu adalah tokoh yang tak asing di telinga dan ruangan satreskrim polres Sangihe, karena beliau pernah jadi terperiksa, dengan kasus eskavator namun tak jelas proses hukumnya hingga saat ini.
Dari informasi lapangan yang ada yang dicek pada siang hari, eskavator itu warna hijau dengan tulisan Kobelco.
Kalau 50 unit eskavator kemarin tidak mampu, biar 1 unit, mungkin lantaran terlalu banyak, nah kalau ini hanya 1 unit, sungguh terlalu.
Jangan lagi nanti beri statement ‘kita sudah perintah anak buah, tapi tidak ada laporan, tidak ada kegiatan eskavator’.
Apalagi yang satu ini infonya lagi atas sepengetahuan dan izin dari oknum Kapolsek, cuma kita tidak tahu kalau oknum Kapolsek mana yang ‘amankan’ eskavator untuk bisa kerja malam hari tanpa gangguan bahkan terkesan dijaga di pinggiran jalan agar tidak ada yang bisa mengambil gambar.”

Saul juga mempertanyakan tindakan tim yang diturunkan oleh Polda Sulut terkait persoalan ini. “Apa benar Polda juga sengaja melakukan pembiaran terhadap pelanggaran hukum ini,” imbuh Saul dengan nada tanya.