LIPUTAN15.COM,MINAHASA–Lapangan Dr Sam Ratulangi Tondano tampak berbeda, Rabu (3/9). Bukan barisan apel rutin yang biasanya menghiasi halaman, melainkan deretan ratusan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang larut dalam suasana teduh sebuah Ibadah Oikumene dan Doa Bersama untuk Bangsa.

Di bawah langit cerah, mereka duduk khidmat. Doa-doa dipanjatkan lintas iman, seakan menjadi penanda bahwa Minahasa tidak hanya berdiri di atas kerja birokrasi, tetapi juga di atas semangat persaudaraan dan keimanan.
Bupati Minahasa Robby Dondokambey hadir bersama Ketua TP-PKK Martina Dondokambey-Lengkong, Wakil Bupati Vanda Sarundajang, Sekda Lynda Watania, jajaran Forkopimda, dan tokoh-tokoh lintas agama dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB). Semua duduk dalam barisan yang sama, tanpa sekat jabatan.
Ibadah dipimpin Pdt Dr Adolf Wenas MTh, yang mengingatkan pentingnya peran Minahasa sebagai “rumah damai”.
“Minahasa harus hadir sebagai daerah yang sejuk dan penuh persaudaraan. Dari sini kita bisa menunjukkan kepada Indonesia, bahwa kebersamaan adalah kunci menjaga bangsa,” ucap Pdt Wenas.
Pesan serupa juga disampaikan Bupati Robby Dondokambey. Ia mengajak masyarakat agar bijak memanfaatkan media sosial. “Media sosial jangan dijadikan alat perpecahan. Gunakanlah untuk menebar optimisme, semangat persatuan, dan informasi yang benar,” tegasnya.
Tak berhenti pada doa, acara ini juga menandai Pekan Kebersihan Minahasa. Suasana penuh makna tercipta saat Bupati bersama Wakil Bupati, Sekda, dan Forkopimda secara serentak memukul tetengkoren, alat musik tradisional Minahasa. Bunyi yang bergema itu seakan menjadi ajakan: mari rawat lingkungan, mulai dari hal sederhana.
Puncak acara adalah doa lintas agama yang dipanjatkan serentak. Ada yang berdoa dengan lantunan mazmur, ada yang memejamkan mata dalam hening, ada pula yang menengadahkan tangan dengan lirih. Semua menyuarakan hal yang sama: agar bangsa ini senantiasa damai, para pemimpinnya diberi kebijaksanaan, dan rakyatnya tetap hidup dalam kerukunan.
Dalam sambutannya, Bupati Robby Dondokambey mengatakan bahwa stabilitas sosial sedang diuji di beberapa wilayah lain di Indonesia harus menjadi pelajaran. ”Minahasa harus hadir sebagai daerah yang damai, sejuk, dan penuh persaudaraan. Jangan biarkan diri kita terprovokasi,” tegasnya.
Diakhir acara, seluruh jajaran pimpinan daerah, termasuk Bupati, Wakil Bupati, Ketua TP PKK, dan Sekda, secara simbolis memulai Pekan Kebersihan sebagai bukti nyata komitmen mereka terhadap Minahasa yang lebih sehat dan indah. Gerakan ini diharapkan dapat menginspirasi seluruh masyarakat untuk terlibat aktif dalam menjaga lingkungan.(*)
Tinggalkan Balasan