LIPUTAN15.COM, BOLMUT – Merupakan sebuah diktum yang benar untuk direnungkan. Bahwa seiring dengan perputaran waktu, tidak terasa Pengadilan Agama Boroko Kabupaten Bolaang Mongondow Utara telah memasuki usia ke-7 tahun.

Menelisik sekilas tentang tema HUT PA Boroko kali ini, yaitu Mewujudkan Peradilan Agama yang Berintegritas dan Humanis, tema tersebut ternyata memiliki makna mendalam di mata ketua PA Boroko Kartiningsi Dako.

Dimata Kartiningsi Dako, lembaga ini didirikan bertujuan bukan hanya datang untuk menyelesaikan perkara, tetapi untuk menyembuhkan luka sosial.

“Mempertemukan yang berselisih, menyatukan keluarga yang retak dan menuntun manusia ke jalan yang lebih benar,” kata dia.

Menurut Kartiningsi, PA Boroko bukan hanya datang untuk menegakan hukum, tetapi juga menegakan nilai kemanusian dan nilai keadilan sekaligus kasih sayang.

“Sehingga diusia yang bertambah ini kita rayakan bukan hanya dengan pesta tetapi dengan pengabdian. Hari ini kita ulurkan tangan, membuka hati dan menteskan kasih melalui donor darah,” ujarnya.

Setetes darah yang kita sumbangkan, lanjutnya, mungkin tidak seberapa, tetapi bagi seseorang diluar sana ini adalah kehidupan baru, harapan baru, dan juga nafas baru.

“Karena itulah wujud nyata dari keadilan sosial yang kita yakini bahwa berbagi adalah nilai tertinggi dari nilai kemanusian,” tambahnya.

Ia berpandangan, mungkin ini sebuah langkah kecil, akan tetapi didalamnya terdapat harapan besar.

Pun demikian, soal pernikahan, menurut Kartiningsi, bahwa pernikahan bukan sekedar pelarian melainkan perjalan suci yang menuntut kesiapan, tanggung jawab dan kedewasaan.

Ungkapan ia tegaskan setelah Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Utara di Kabupaten Bolmut sepakat melakukan perjanjian kerja sama untuk menekan pernikahan dini di bangku sekolah.

“PA ingin hadir bukan hanya di ruang sidang tetapi juga di ruang-ruang kelas; menyapa generasi muda, memberi mereka pemahaman,” ungkapnya.

Ia katakan, anak-anak kita harus tahu bahwa cinta sejati bukan tentang berani menikah mudah, tetapi berani menyiapkan masa depan dengan ilmu dan akhlak.

Bahwa membangun rumah tangga bukan sekedar menyatukan dua insan, tetapi menyatukan dua cita-cita, dua keluarga dan dua tanggung jawab besar di hadapan allah swt.

Semangat inilah yang akan kita bawah, kata dia, bahwa PA bukan hanya tempat mengadili, tetapi juga tempat mendidik dan juga mencerah.

“Kita tidak sekedar menyelesaikan akibat dari pernikahan dini, tetapi kita ingin berkomitmen bahwa anak-anak kita tumbuh jadi generasi berilmu, berakahlak dan berdaya,” tegasnya.

Usia boleh bertambah, ungkapnya, tetapi semagat pastikan harus selalu muda.

“Untuk itu mari kita jaga agar setiap langkah pengabdian kita tidak kehilangan arah dan makna, kita berbuat bukan karena pangkat dan jabatan tetapi karena hati kita terpaut pada keikhlasan pelayanan,” singkatnya.

Kegiatan ini dihadiri langsung Kacabdin Pendidikan Provinsi wilayah Kabupten Bolmut Patra Kapiso bersama jajaran, serta unsur TNI/Polri, PMI Bolmong dan Dinas Kesehatan perwakilan Pemkab Bolmut.

Sebelum Donor darah diketahui juga telah dilaksanakan sunatan massal yang digelar 21 Oktober kemarin.

Perjanjian kerjasama terkait sosialisasi pernikahan dini di bangku sekolah khususnya di SMA/SMK itu pun mendapat dukungan penuh dari Kacabdin Patra Kapiso.

“Insaallah kerja sama ini akan berjalan terus, tidak hanya selesai di atas keras, karena kerja sama ini sangat penting lantaran penentu sejarah peradaban terletak pada generasi bangsa yang saat ini duduk di bangku sekolah,” jelas Patra.

Lanjutnya, maka pentingnya generasi pewaris bangsa ini tidak terputus dalam pendidikannya. Kita harus kawal bersama.

Sebab, jika anak-anak sudah menikah diusia yang belum pantas pasti akan banyak dampak negatif yang akan dialami dalam berumah tangga.

“Kurangnya pengetahun dalam membina rumah tangga tentu menjadi penyebab utama,” tambah Patra.

Nvg