JAKARTA– PT PLN (Persero) menjadikan ketahanan energi sebagai tulang punggung hilirisasi industri dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, seperti disampaikan dalam sesi pleno Electricity Connect 2025.

Executive Director ASEAN Centre for Energy (ACE), Dato’ Ir. Ts. Razib Dawood, memperingatkan lonjakan permintaan energi kawasan ASEAN hingga tiga kali lipat pada 2050, yang menuntut transformasi infrastruktur dan bauran energi bersih.

Direktur Manajemen Pembangkitan PLN, Rizal Calvary Marimbo, menegaskan arahan Presiden Prabowo Subianto bahwa hilirisasi sektor ekonomi nasional bergantung pada pasokan listrik yang andal.

“Tanpa kapasitas listrik memadai, pertumbuhan ekonomi akan terhambat serius,” tegasnya, sejalan dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034 yang menargetkan tambahan 69,5 GW pembangkit, 76% dari energi baru terbarukan (EBT) plus penyimpanan energi.

Rencana ambisius ini juga mencakup pembangunan jaringan transmisi 47.758 kms dan gardu induk 107.950 MVA untuk distribusi efektif. Implementasinya diproyeksikan ciptakan 1,7 juta lapangan kerja baru, memperkuat transformasi ekonomi-energi nasional melalui sinergi stakeholder.

ASEAN Power Grid disebut Razib sebagai kunci interkoneksi listrik regional untuk sistem energi tangguh menghadapi gejolak geopolitik. PLN optimistis roadmap RUPTL jadi sinyal investasi kuat bagi energi modern rendah emisi. (*)

Sumber: PLN
Editor: Yolister Karame