TOMOHON— Anggota DPRD Kota Tomohon dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Feky Kosmas Rumondor, menegaskan pentingnya kegiatan reses sebagai sarana strategis untuk menyerap langsung aspirasi masyarakat di daerah pemilihan (dapil). Hal ini disampaikannya saat melaksanakan reses, Selasa, 16 Desember 2025.

“Reses ini sangat penting karena menjadi ruang resmi bagi masyarakat untuk menyampaikan langsung kebutuhan, keluhan, dan harapan mereka kepada wakil rakyat. Ini bukan sekadar agenda formal, tapi tempat masyarakat bisa berbicara jujur tentang kondisi yang mereka alami,” ujar Feky.

Menurutnya, aspirasi yang disampaikan warga saat reses akan menjadi bahan utama dalam perumusan kebijakan dan pengawasan DPRD, agar program pemerintah benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat.

Dalam dialog bersama warga, berbagai persoalan krusial disampaikan, mulai dari perluasan jangkauan pengangkutan sampah hingga ke pemukiman pinggiran kelurahan, menyusul maraknya tumpukan sampah di saluran air dan jembatan.

Warga juga meminta aparatur kelurahan lebih rutin melakukan patroli kebersihan, khususnya di titik-titik rawan pembuangan sampah liar. Selain itu, masyarakat mengeluhkan anjing peliharaan yang di lepas kerap menjadi penyebab kecelakaan lalu lintas, sehingga diharapkan adanya operasi penertiban oleh aparat terkait.

Di sektor ekonomi, warga menyoroti keterbatasan akses permodalan UMKM, khususnya bagi Generasi Z. Sementara di bidang pertanian, warga menilai terdapat ketimpangan perhatian antara hortikultura dan florikultura.

Warga juga mengusulkan agar Tomohon International Flower Festival (TIFF) ke depan tidak hanya berfokus pada florikultura, tetapi juga mampu mengakomodir dan melibatkan petani sayuran,sehingga dampak ekonomi TIFF bisa dirasakan lebih luas oleh masyarakat.

Sejumlah persoalan infrastruktur turut disampaikan, antara lain tiang dan jaringan Telkom yang sudah keropos, kondisi pasar yang rawan konflik akibat pengaturan parkir dan aktivitas kendaraan roda dua, serta kendaraan pengangkut beton cor dan oli yang menumpahkan material di jalan tanpa pengawasan.

Warga juga mengeluhkan material sisa pekerjaan jalan (pilah-pilah) yang menutup saluran air, jaringan listrik yang belum merata sehingga perlu penambahan gardu, serta lampu jalan yang masih minim. Selain itu, layanan air PAM juga menjadi salah satu topik yang disampaikan warga.

Tak kalah penting, masyarakat mengusulkan penataan Jembatan Kakaskasen Satu sebagai gerbang masuk dalam kota, yang dapat dimanfaatkan sebagai sentra UMKM florist dan kuliner.

Menanggapi berbagai masukan tersebut, Feky menegaskan komitmennya untuk menindaklanjuti seluruh aspirasi warga sesuai aturan dan mekanisme yang berlaku.

“Semua aspirasi ini akan saya perjuangkan dan sampaikan kepada pihak terkait, terutama Pemerintah Kota Tomohon. Setiap persoalan akan dibawa sesuai mekanisme yang ada, baik melalui pembahasan di DPRD, koordinasi dengan OPD teknis seperti Dinas PUPR, maupun dalam fungsi pengawasan,” tegas Feky.(Aldo)