LIPUTAN15.COM, BOLMUT – Seorang ibu hamil, Stevi Hinur S.Pd warga Kecamatan Sangkub, Kabupaten Bolmut meninggal dunia. Stevi meninggal diduga karena pelayanan kesehatan yang buruk.
Kematian Stevi Hinur itu terungkap saat pihak keluarga menyampaikan keberatan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang digelar oleh DPRD Bolmut, Jumat (1/9/2023).
Dihadiri anggota komisi I DPRD Bolmut dan Sekda Jusnan Mokoginta serta Puskesmas Sangkub dan jajaran RSUD Bolmut, keluarga korban menceritakan jalan kematian Stevi Hinur.
Berikut singkat kronologinya:
Keluarga Stevi begitu yakin bawah ia siap untuk melahirkan secara normal. Namun disaat yang sama, Stevi ternyata dalam kondisi panas dan demam.
Status Stevi saat itu baru pembukaan satu.
Keluarga kembali menyayangkan atas ucapan dari dokter yang bertugas di puskesmas Sangkub saat itu, menurut keluarga, dokter bukan menyemangati pasien, namun malah terang-terangan menyampaikan pasien tidak bisa melahirkan normal karena postur tubuh yang pendek dan pinggul kecil.
Atas dasar itu, dokter mengambil keputusan untuk dilakukan rujukan ke RSUD Bolmut.
Padahal keluarga dari pasien memiliki histori postur tubuh yang pendek, terutama ibu kandung, tapi bisa melahirkan secara normal.
Keputusan yang terlalu cepat diambil oleh dokter untuk di rujuk ke RSUD itulah yang keluarga sayangkan.
Keputusan yang diambil oleh dokter itu tidak keluarga tolak, karena beberapa alasan. Salah satunya karena fasilitas kesehatan.
30 menit kemudian, pasien tiba di RSUD dan langsung mendapat penanganan medis berupa pemeriksaan detak jantung dan pengambilan sampel darah.
Satu jam kemudian keluarga mendapat surat persetujuan untuk dilakukan tindakan operasi sesar.
Keluarga pun menyetujui tindakan operasi karena telah mendengar penjelasan awal dari pihak puskesmas Sangkub bahwa pasien tidak bisa melahirkan secara normal dan keterangan lainnya.
Keputusan itu diambil keluarga karena tidak ada pilihan lain dan sudah tidak bisa berapa-apa.
Singkatnya, pasca operasi berlangsung, keluarga mengetahui pasien mengalami pendarahan hebat dan pihak RSUD Bolmut meminta ke keluarga untuk mencari tambahan kantong darah dalam kurun waktu 15 menit.
Keluarga beranggapan bahwa waktu yang sesingkat itu, untuk mengambil darah ke Kotamobagu adalah hal yang mustahil.
Keluarga menganggap apa yang telah dijelaskan oleh pihak puskesmas Sangkub sebelum dilakukan rujukan ke RSUD itu sudah matang, termasuk ketersedian kantong darah, tetapi kenyataanya tidak sesuai.
Buktinya pasien mengalami pendarahan berujung kurangnya HB sampai di rujuk ke RS aloesabu Gorontalo dalam keadaan kritis.
Keluarga menyayangkan apa yang dilakukan RSUD bolmut tidak sesuai SOP, yang akhirnya membuat pasien mengalami pendarahan hebat yang berujung hilangnya nyawa anak mereka.
Ditempat yang sama, dokter yang bertugas di Puskesmas Sangkub Prilly Gunawan menceritakan kronologi pasien.
Lulusan kedokteran universitas samratulangi Manado ini tak menampik jika pasien adalah pasien yang rutin mengikuti pemeriksaan persalinan. Meski sekali tak hadir.
Namun, dibalik ke uletannya, Stevi Hinur ternyata adalah salah satu ibu hamil yang memiliki resiko tinggi kehamilan.
“Pasien memiliki resiko tinggi kehamilan, karena tinggi badan dibawah 150, dan pinggul kecil. Apalagi pasien awal masuk untuk melakukan pemeriksaan sudah dengan gejala demam,” ujarnya.
Kata Prilly, langkah diambil pihak puskesmas dilakukan edukasi untuk diberikan gambaran apa yang menjadi resiko tinggi persalinan.
“Karena faktor itu, saya mengambil keputusan untuk dilakukan rujukan ke RSUD. Tapi tidak untuk di operasi, melainkan untuk mendapatkan penanganan lebih, sebab di puskesmas fasilitasnya terbatas,” ungkapnya.
Anggota Komisi I DPRD Bolmut Budi Setiawan Kohongia sebelumnya telah menerangkan, bahwa DPRD bukanlah pengadilan yang berhak memutuskan salah atau benar.
“Tugas DPRD hanya bisa mengeluarkan rekomendasi,” sebut politisi Gerindra ini.
Namun, dikatakannya, perhatian kami (DPRD) terhadap anak itu sangat luar biasa.
“Itu bisa dilihat dari perda layak anak yang belum lama ini DPRD paripurnakan, ada begitu banyak pasal-pasal didalamnya yang melindungi atau peduli dengan anak,” singkatnya.
Sementara itu, Husen Yahya Suit Pontoh menegaskan, DPRD akan memberikan rekomendasi ke pemerintah dan dinas terkait dengan seadil-adilnya untuk membedah sistem pelayanan kesehatan di Bolmut.
“Ini warning bagi puskesmas-puskesmas yang tersebar di kabupaten Bolmut. Kejadian ini jangan ada terjadi lagi,” kuncinya.
PELIPUT : NVG
Tinggalkan Balasan