LIPUTAN15.COM — Sabtu malam (23/6) Rusia mengebom selatan provinsi Daraa untuk pertama kalinya sejak 2017. Serangan bom udara ke Suriah bagian selatan untuk pertama kalinya sejak menjadi perantara gencatan senjata di negara itu setahun lalu.

“Rusia melakukan serangan sekitar pukul 10:30 (malam) waktu setempat dan berhenti setelah lewat tengah malam,” jelas aktivis media yang berlokasi di kota pemberontak Busr al-Harir di Daraa, Minggu (24/6) seperti dikutip Reuters dan dikutip lagi dari CNNIndonesia.com.

Al-Harir menyebut warga yang mendengar suara pesawat segera berlindung ke ruang bawah tanah dan lokasi perlindungan bom. Serangan bom ini membuat mereka harus berlindung hingga hampir dua jam.

“Serangan udara Rusia yang intensif menghantam kota kota di bagian selatan Daraa untuk pertama kalinya sejak disepkainya gencatan senjata di selatan Suriah tahun lalu,” kata kepala organisasi pengamat hak azasi manusia Suriah, Rami Abdel Rahman.

Berdasarkan pengamatan terhadap tipe pesawat, lokasi, amunisi yang digunakan, dan pola terbang, diperkirakan pesawat pengebom itu berasal dari pangkalan Hmeimim Rusia yang terletak di pantai Suriah.

Organisasi pengawas yang berbasis di Inggris itu menyebut setidaknya terdapat 25 serangan yang dilakukan Rusia terhadap daerah pemberontak. Namun, tidak dilaporkan adanya korban akibat serangan tersebut.

Wilayah selatan Suriah adalah tempat strategis bagi mereka yang terlibat pada perang yang sudah berlangsung selama tujuh tahun itu.

Setelah berhasil mengamankan ibukota Damaskus, Presiden Suriah Bashar al-Assad sepertinya juga tertarik untuk merebut kembali provinsi selatan seperti Daraa dan Sweida yang masih dikuasai pemberontak.

Pemerintah juga mengirimkan kekuatan militer dalam tiga minggu belakangan menyebabkan meningkatnya kekerasan di daerah tersebut.

Mereka juga menyebarkan selebaran yang meminta agar para pemberontak menyerah dan meningkatkan serangan bom beberapa hari ini.