LIPUTAN15.COM–Presiden Joko Widodo angkat bicara terkait pelemahan rupiah. Jokowi menyatakan, pelemahan nilai tukar rupiah belakangan banyak disebabkan oleh faktor global.
Faktor utama yang ia sebut menjadi biang kerok pelemahan mata uang garuda adalah perang dagang yang digongkan Amerika Serikat dan juga krisis ekonomi di sejumlah negara berkembang, seperti Turki dan Argentina. Seperti dilansir CNNIndonesia.com.
Indonesia dan rupiah terkena imbas dari permasalahan ekonomi tersebut. Sebab, memang tidak banyak faktor internal yang membuat nilai tukar rupiah melemah dalam.
Meskipun demikian, ia tak mau jajarannya tinggal diam. Ia tidak ingin masalah tersebut ikut menekan kondisi ekonomi dalam negeri.
Oleh karena itu, ia memerintahkan semua menterinya untuk mencari cara agar imbas negatif dari masalah ekonomi global tersebut tidak semakin memukul ekonomi dalam negeri dengan menggenjot ekspor dan investasi. Ia juga memerintahkan para pembantunya segera membenahi masalah kronis ekonomi dalam negeri, seperti defisit neraca transaksi berjalan.
Pada kuartal II 2018, defisit sudah mencapai 3 persen dari PDB. Jokowi memberikan waktu setahun pada para menterinya untuk mengatasi masalah tersebut.
“Kuncinya untuk mengatasi itu, ya investasi dan ekspor yang harus meningkat. Kalau ini bisa diselesaikan, masalah selesai,” ujar, Rabu (5/9).
Nilai tukar rupiah merosot dalam pada perdagangan Selasa (4/9). Rupiah diperdagangkan di atas Rp14.900-an per dolar AS.
Dengan pelemahan kemarin, sejak awal tahun rupiah sudah anjlok lebih dari 10 persen. Agar masalah tersebut tidak berlarut-larut, ia juga meningkatkan koordinasi dengan tim ekonominya.
“Saya terus melakukan koordinasi fiskal, moneter, dengan industri, pelaku usaha dan saya kira semua sudah segaris,” katanya. (end)
Tinggalkan Balasan