LIPUTAN15 –Sebanyak 13 paket bom teror Amerika. Caesar Sayoc (56 tahun), pelaku yang diduga mengirim paket bom ke sejumlah tokoh di Amerika Serikat (AS) tinggal di sebuah mobil van. Mobil van tersebut dipenuhi foto atau poster Presiden AS Donald Trump dan Wakil Presiden Mike Pance.

Dikutip dari CNN, seorang petugas menyebut Sayoc tinggal di mobil van saat ditangkap oleh petugas kepolisian. Petugas menyebut ia cukup koperatif. Sayoc, kepada penyidik, menyebut alat peledak yang dikirimnya tak berbahaya dan ia tak bermaksud melukai orang-orang.

Sayoc yang merupakan warga Florida ini memiliki sejumlah catatan kriminal. Menurut catatan Departemen Hukum Florida, dia telah beberapa kali di tahan sejak awal 1990-an, termasuk pelanggaran pada 2002 juga terkait ancaman bom.

Ia juga pernah ditangkap pada 1999 akibat mencuri kendaraan. Beberapa sumber CNN menyebut, Badan Intelejen sebelumnya tak mengetahui perihal Sayoc. Namun, DNA Sayoc yang ditemukan di sejumlah paket membantu petugas melakukan identifikasi. Penyidik pun mengunakan teleponnya untuk menemukan lokasinya.

Sayoc terdaftar sebagai republikan dan pertama kali mendaftarkan diri untuk memilih di Florida pada 4 Maret 2016.

Tump tak menyangkal dukungan yang diberikan Sayoc. Namun, ia tak melihat adanya hubungan antara dirinya dengan serangkaian ancam bom tersebut.

“Saya dengar dia adalah orang yang lebih menyukai saya dari orang lain, tetapi saya tidak melihat itu. Tidak ada salahnya,” terang dia. Kendati kemungkinan besar terkait politik, Jaksa Agung Jeff Seassions mengaku belum dapat memberikan jawaban terkait motif pelaku teror bom tersebut.

“Sata tidak tahu. Dia mungkin tampaknya partisan, tetapi kami akan lihat fakta lain dalam kasus ini. Saya tidak dapat berkomentar (target bom orang-orang Demokrat),” kata Jeff.

Sayoc kini menghadapi lima dakwaan sekaligus, mulai dari menggunakan transportasi antaranegara untuk mengirim bahan peledak, mengirimkan surat berisi bahan peledak ilegal, mengancam mantan presiden dan orang lain, mengancam komunikasi antarnegara, menyerang perwira atau mantan perwira federal. Ia kini terancam hukuman maksimal 48 tahun penjara.(CNN/end)