LIPUTAN15 — Idonesia berhasil membuat yang tergabung dalam Kelompok 20 ekonomi utama atau G20 sepakat untuk memperbaharui sistem perdagangan internasional.
Saat ini, sejumlah pihak menyebut dunia global sedang menghadapi ketegangan perang dagang yang berkecamuk antara Amerika Serikat dan China.
Menteri Keuangan Argentina Nicolás Dujovne mengatakan, ketegangan perang dagang masuk sebagai salah satu pembahasan utama dalam diskusi dengan pejabat dari anggota G-20. Seperti diketahui, Amerika Serikat (AS) dengan China masih bersitegang terkait tarif bea masuk dari masing-masing negara.
“Kami mengenali bahwa saat ini kami menghadapi ketegangan (perang dagang) di antara negara G20,” ucap Dujovne di Bali, Jumat (12/10).
G-20 ini terdiri dari 20 negara, seperti Afrika Selatan, AS, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, Britania Raya, China, India, Indonesia, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Korea Selatan, Meksiko, Perancis, Rusia, Turki, dan Uni Eropa (EU).
Sebelumnya, Dana Moneter Internasional (IMF) berpendapat perang dagang dapat menyebabkan, pertumbuhan ekonomi global turun satu persen dalam dua tahun ke depan. Pasalnya, nilai perdagangan antar negara akan terpengaruh akibat perang dagang tersebut.
“Belakangan ini perdagangan menghadapi serangan balik, sebagian karena terlalu banyak orang tidak ikut menikmati manfaatnya,” kata Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde.
IMF memproyeksi pertumbuhan ekonomi negara-negara di Asia sekitar 5,6 persen pada tahun ini dan 5,4 persen pada 2019 mendatang. Angka itu tak berubah dari proyeksi sebelumnya yang dibuat pada April 2018.
Sementara, IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi hanya 5,1 persen dari sebelumnya 5,3 persen pada tahun ini. Hal itu sejalan dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi global dari 3,9 persen menjadi 3,7 persen tahun ini.
Dujovne menambahkan, secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi global terbilang tetap positif. Kunci utama untuk mempertahankan stabilitas keuangan global, yakni mengupayakan kerja sama antara negara yang menjadi anggota G20.
Tak hanya soal kebijakan perdagangan antar dunia, Dujovne menyebut hal lainnya yang menjadi perhatian pejabat negara G20 berupa pentingnya pembangunan infrastruktur.
Menurutnya, pembangunan infrastruktur bakal menyumbang pertumbuhan ekonomi global. “Kami telah berfokus pada bagaimana mengkatalisasi investasi swasta dengan menyesuaikan kondisi yang diperlukan untuk mengembangkan infrastruktur,” pungkas Dujovne. (end)
Tinggalkan Balasan