LIPUTAN15 –Penegak hukum memberikan hukuman berat bagi pengasuh anak di Malaysia.  Dengan menjatuhi hukuman penjara 18 bulan atas tuduhan mencekokkan cabai hijau ke mulut bayi hingga tewas.

AsiaOne dan dikutip dari Kompas.com melaporkan bahwa kejadian ini bermula pada 13 Juni, ketika anak bernama Muhammad Afif Kamarol Azli itu sakit dan tak bisa diam.

Sang pengasuh, Asmarani Ghazali, kemudian mengambil cabai hijau dari kulkas, membelahnya jadi dua dan memasukkannya ke dalam mulut bayi tersebut agar diam.

Ia kemudian diadili dengan pasal 302 hukum pidana. Namun, Asmarani mengaku tak bersalah.

Asmarani kemudian dijatuhi hukuman alternatif berdasarkan Pasal 31 Undang-Undang Perlindungan anak dengan hukuman maksimal 20 tahun penjara atau denda 50 ribu ringgit atau setara Rp1,9 juta.

Tersangka tetap mengaku tidak bersalah. Pengadilan akhirnya menjatuhkan hukuman 18 bulan penjara. Keputusan ini menuai kecaman dari berbagai pihak yang menganggap hukuman itu terlalu ringan.

“Nilai kehidupan anak itu sama dengan 18 bulan penjara? Para orang tua akan menderita secara emosional selama sisa hidup mereka. Pembunuh itu hanya akan dipenjara selama 18 bulan?” ujar seorang pengguna media sosial, Kreeesha Kate Caronan.

Seorang pengguna Facebook, Jason Lim, mengatakan bahwa orang lain dipenjara lebih dari 18 bulan hanya karena mencuri beberapa buat kelapa.

“Itu seharusnya 18 bulan penjara dan 10 tahun pelayanan masyarakat. Setidaknya, ini akan memberikan kesempatan untuk menebus dirinya dengan memberikan sesuatu yang berguna bagi masyarakat,” ujar dia.

“Hanya 18 bulan penjara karena sudah mengambil kehidupan anak-anak. Sepertinya tidak adil,” kata seorang warganet lain, Hargeet Dhillion.

Banyak juga pengguna media sosial yang bertanya-tanya alasan perempuan itu memasukkan cabai ke mulut balita tersebut.

“Sedih sekali, bagaimana mungkin dia seperti itu? Apa yang membuatnya memaksa memasukkan cabai hijau ke mulut balita itu? Dia hanya bayi yang kesakitan sehingga menangis dan mengeluh. Itu normal. Yang dia inginkan hanya kenyamanan,” ungkap seorang warganet, Welly Chua.

“Kenapa kamu memasukkan cabai itu di mulut anak-anak?” tulis Ken Robert. (end)