LIPUTAN15.COM–Masyarakat Lombok dikagetkan dengan guncangan gempa. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan gempa susulan terus terjadi usai guncangan 6,4 skala richter di wilayah Lombok, Bali dan Sumbawa, Minggu (29/7). Peristiwa ini memakan 10 korban jiwa dan puluhan luka-luka. Seperti dilansir CNNIndonesia.com.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, gempa susulan terus berlangsung dengan intensitas lebih kecil.

“Hungga pukul 8.09 WIB telah terjadi 43 gempa susulan dengan gempa susulan paling kuat adalah 5,7 sr,” kata Sutopo dalam pernyataan tertulis kepada wartawan.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, gempat 6,4 skala richter berpusat di darat pada jarak 47 kilometer arah timur laut Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, dengan kedalaman 24 kilometer.

Menurut Sutopo, masyarakat di Lombok
Timur dan Mataram sempat merasakan gempa dan guncangan keras selama 10 detik sehingga panik dan berhamburan keluar rumah.

Dia juga mengatakan, warga berlindung di jalan, lapangan dan tanah kosong untuk menghindari bangunan roboh.

“Beberapa kali gempa susulan dirasakan cukup keras hingga lemah,” ujarnya. Akibat bencana ini, tiga orang meninggal dunia tertimpa bangunan.

Selain itu, 12 orang luka dan puluhan rumah serta bangunan mengalami kerusakan, kata Sutopo. Proses pendataan masih berlangsung di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

“Posko BNPB terus berkoordinasi dengan BPBD Provinsi NTB, BPBD Bali dan BPBD kabupaten/kota terdampak gempa,” kata Sutopo.

Di Kecamatan Sembalun terdata satu orang meninggal dunia dan tujuh orang luka. Di Kecamatan Sambelia terdapat satu orang meninggal dunia, di Kecamatan Bayan Elen terdapat satu orang meninggal dunia dan lima orang luka berat.

Beberapa orang hingga kini masih dirawat di Pusat Kesehatan Masyarakat terdekat.
Sementara itu, petugas gabungan terus melakukan penanganan darurat dan pendakian Gunung Rinjani ditutup karena ada indikasi longsor berupa debu di sekitar gunung.

“Dampak gempa, kebutuhan dan penanganan darurat masih terus dilakukan. Fokus utama saat ini adalah evakuasi, pertolongan dan penyelamatan korban,” kata Sutopo. (end)