Sangihe, Liputan15.com – Curah hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe hampir sepekan mengakibatkan bencana tanah longsor dan banjir di beberapa Kecamatan di Sangihe.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Sangihe Wandu Labesi kepada media ini menyebutkan, terkait dengan cuaca ekstrem yang melanda Kabupaten Kepulauan Sangihe, sampai saat ini masih dalam kondisi tanggap darurat, sehingga mengakibatkan beberapa titik terjadi bencana alam baik karena longsor dan banjir.
“Ini terjadi di Kecamatan Tabukan Utara di Kampung Bengketang 5 rumah tergenang banjir, Kampung Moade jembatan putus, Kampung Raku jembatan putus, Kampung Utaurano 3 rumah rusak ringan, terdapat 12 jiwa, dan 10 orang mengungsi, Kecamatan Tahuna di Kelurahan Santiago 4 rumah rusak berat (hanyut), 1 rumah rusak ringan, 1 rumah rusak sedang, dan banjir di Kecamatan Tahuna Timur,” ujar Labesi (24/12/21).
Lanjut dijelaskannya, kemudian titik-titik longsor juga terjadi di jalur jalan trans Tahuna-Manganitu, jalur trans Tahuna-Tabut, sehingga pada umumnya sampai dengan saat ini tidak bisa dilewati.
“Oleh karena itu bagi pengguna transportasi, kami berharap untuk titik-titik longsor ini jangan dipaksakan lewat, kita mengambil jalan alternatif,” ungkap Labesi.
Dirinya menghimbau, bagi seluruh warga masyarakat di Kabupaten Kepulauan Sangihe, dirinya menghimbau agar memperhatikan dengan benar kondisi yang sementara dialami.
“Oleh karena itu, kewaspadaan kita, kehati-hatian kita, dalam mencermati fenomena alam ini. Bagi yang tinggal di pesisir pantai agar berhati-hati dengan gelombang besar, kemudian bagi yang tinggal di lereng gunung karena cuaca saat ini sementara dalam cuaca hujan yang selalu datang di daerah ini agr berhati-hati, perhatikan kondisinya kalau memang sudah membahayakan diri agar segera mengungsi, demikian juga yang ada di bantaran sungai hati-hati dengan kondisi ini kalau dimungkinkan untuk mengungsi,” jelasnya.
Dia juga mengajak, bagi para lurah di Kabupaten Kepulauan Sangihe, agar dapat mengatur kondisi diwilayah masing-masing, dan apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan secepatnya melapor kepada pemerintah daerah sehingga dapat diintervensi dengan program bantuan.
“Agar dari pemerintah dapat mengirimkan bantuan makanan, kemudian ada beberapa titik untuk pengujian kami juga memberikan bantuan alat-alat tidur, sehingga masyarakat walaupun di tempat pengungsian ini difasilitasi dan dilayani oleh pemerintah daerah,” ajaknya.
Sedangkan untuk titik terjadinya tanah longsor dia menambahkan, saat ini sementara dikerjakan, dan berharap sampai dengan sebentar sore titik-titik longsor itu berada dijalan nasional juga ada masyarakat yang melalui karena ini mendekati hari Natal, diharapkan sudah terbuka.
“Sehingga masyarakat dapat menggunakan jalur tersebut,” katanya.
Sementara itu untuk kerugian material pihak BPBD masih belum dapat memastikan.
Tinggalkan Balasan