SANGIHE – Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan (Bapelitbang) Kabupaten Sangihe, menggelar Lokakarya program Kotaku (Kota Tanpa Kumuh) untuk 3 Kelurahan di Kota Tahuna, Rabu (04/09/19), di aula Bapelitbang.
Saat membuka kegiatan tersebut Kepala Bapelitbang Sangihe Hery Wolf mengatakan, saat ini dapat mengikuti kegiatan Lokakarya dalam program Kotaku. Ini merupakan program Kementrian PUPR.
“Kami sangat bersyukur teman-teman dari Askot bisa menyelenggarakan kegiatan Lokakarya di Kabupaten Sangihe,” ucapnya.
Di Kota Tahuna dia menjelaskan, pada tahun 2019 program Kotaku diperuntuhkan untuk 3 Kelurahan. Sebenarnya alokasi untuk Kotaku ini untuk 4 Kelurahan, hanya saja 1 Kelurahan terkendala dengan alokasi lahan diantaranya Soataloara II, Tona I dan Tona II.
“Jadi terkait program ini Pemkab Sangihe telah berkolaborasi untuk pengembangan dan pelaksanaan Kotaku ditahun-tahun yang akan datang,” ungkap Wolf.
Sementara itu Kordinator Program Kotaku Kabupaten Sangihe Reino Tiwa saat dikonfirmasi seusai kegiatan menyatakan, jadi untuk Kotaku ini interfensi utama yaitu di permukiman kumuh sesuai dengan target RPJMM Nasional 2015-2019 100-0-100.
“Ini diturunkan melalui RPJMD Provinsi hingga ke RPJMD Kabupaten/Kota, lebih fokus menangani permukiman kumuh. Kalau dulu disebut PNPM Mandiri, itu terkait dengan kemiskinan,” ujarnya.
Dia menambahkan, yang menjadi kewajiban Pemkab untuk Kota Tahuna sebesar 34,29 hektare dan ini bisa menjadi nol kumuh. Sekarang hasil penghitungan pemekaran kumuh masih menyisahkan 11,98 hektare.
“Itu menjadi tanggung jawab kita bersama pihak Kotaku, Pemkab dan Stackholder, agar bagaimana bisa mencapai tujuan RPJMM ini,” tandasnya.
Hadir pada kegiatan tersebut Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Gorry Londo, Kadis Kesehatan dr Joppy Thungari, Kadis DLH, Lurah dan Camat, serta peserta lainya.
